MIVO TV

Senin, 25 Februari 2013

Paus Benediktus Mengundurkan Diri atau Masuk Islam? Ini Jawabannya



Paus Benediktus XVI | Ist

@IRNewscom I Vatikan: PERTAMA kalinya dalam sejarah Katolik Roma setelah 6 abad ada Paus yang mundur dan meletakkan jabatannya sebagai Paus pada 28 Febuari 2013 mendatang. Ada apakah gerangan mengapa Paus mau mengundurkan diri. Akankah Paus Benediktus XVI mengikuti jejak 35 Uskup dan Pendeta-Pendeta pembesar Vatikan yang masuk Islam?.

Seorang peneliti dan ilmuwan dari Arab Saudi mengungkapkan, dalam perbandingan agama, kristenisasi dan urusan Vatikan. Direktur Essam itu menjelaskan, tentang alasan sebenarnya Paus Vatikan yang mengumumkan niatnya untuk mengundurkan diri, yang mengguncang komunitas Katolik di seluruh dunia, sebagai Paus pertama kali yang mengundurkan diri sejak 6 abad yang lalu.

Melalui akun Twitternya ia mengungkapkan, fakta yang belum terungkap kepada warga dunia. Dari fakta sebenarnya, pengunduran diri Paus Benediktus yang ke-16 ini disiarkan pertama kalinya. Dia menjelaskan, penyebab utama penguduran diri Paus adalah setelah terjadinya kekacauan dari kalangan Gereja Vatikan, terhadap Injil Lama yang di dalamnya terdapat nama Rasulullah, Muhammad SAW, yang hingga kini masih berada di Vatikan.

Ada 3 orang dalam Vatikan itu yang menyembunyikan keIslamannya. Dan Paus selalu berusaha mencari jawabannya. Dan salah satu di antara mereka adalah penanggung jawab pembuatan surat pernyataan pengampunan dosa (red: dalam agama Katolik) dan ada salah satu yang mengumumkan keIslamannya. Dampak diumumkannya keIslamannya, yaitu dia pindah ke Afrika Selatan (Afsel) dan hidup di sana. Di Afsel, Syaikh Ahmad Deedat lah yang menjadi sebab keIslamannya.

Beliau menegaskan, dalam akun Twitternya bahwa sebenarnya pengunduran diri Paus Benediktus XVI bukanlah karena sakit. Karena sebelumnya Paus Yohanes II, yang berusia lebih tua darinya dan penyakitnya lebih parah, namun ia tidak mengundurkan diri dari Keuskupan Gereja Vatikan. Ini adalah argumentasi untuk menghadapi pertanyaan media.

Dan dia juga telah menentang Vatikan yang telah berbohong (mendustai) kabar Keislaman 35 Uskup dan Pendeta dari pembesar-pembesar Vatikan. Kebanyakan dari mereka menyembunyikan keislamannya karena kekhawatiran terhadap keselamatan hidupnya, sebagian kecil juga ada yang mengundurkan diri.

Dan Paus memilih untuk diam dan merenung selama 6 tahun. Vatikan hingga kini masih belum memiliki kekuatan untuk membantah kabar keislaman 35 Uskup itu. Maka Paus Benediktus XVI pun akhirnya mengundurkan diri.

Dia juga menambahkan, Paus juga berusaha untuk menutupi Keislaman mereka dengan melakukan hujatan terhadap Islam dan hinaan kartun Nabi Muhammad secara terang terangan pada tahun 2006 silam. Tapi, usahanya justru menjadikan senjata untuk dirinya sendiri yang berujung pada pengunduran dirinya.

Dia mengisyaratkan bahwa dokumen-dokumen Vatikan yang menyelidiki surat pernyataan itu tidak seorang pun mengetahuinya hingga kini di tangan siapa surat itu berada. Namun, seorang pengamat mengatakan, bahwa Paus menghilangkannya bersamaan dengan keluar dari kantor tugasnya.

Dia kembali menegaskan, terdapat arsip-arsip pemberhentian Paus dan penangkapannya di beberapa negara yang dikunjungi karena keterlibatannya dalam menutup-nutupi kekerasan dan skandal seksual.

Selanjutnya, apakah Paus Benediktus XVI mengikuti jejak 35 Uskup dan Pendeta-Pendeta pembesar Vatikan yang masuk Islam yang coba ditutupi pihak Vatikan karena kekhawatiran efek dari bocornya berita tersebut. [*]

Paus Yohanes II masuk Islam



Paus Yohanes II, atau yang akrab dipanggil Sri Paus, pimpinan umat katholik sedunia melakukan pidato resmi Vatikan kepada dunia internasional mengenai sikap resminya terhadap konflik berdarah Israel-Palestina di Timur Tengah yang kembali memanas belakangan ini. Namun apa yang kemudian dikatakannya di depan ribuan umat katholik itu ternyata benar-benar merupakan peristiwa yang sangat mengejutkan! Bahkan boleh dikatakan sebagai "berita abad ini". Ibarat petir di siang bolong, pada pukul 17.00 waktu setempat, Sri Paus mengumumkan kepada seluruh dunia bahwa mulai saat itu, detik itu, beliau menyatakan dirinya masuk ke dalam agama Islam.

Saking mengagetkannya pengumuman tersebut, 16 orang di antara ribuan umat yang mendengarkan pidato langsung Sri Paus, langsung dilarikan ke rumah sakit karena mendapat serangan jantung mendadak. Hanya 5 nyawa di antara mereka yang berhasil diselamatkan. Ketika Sri Paus mengatakan sikapnya dalam pidato tanpa teksnya tersebut, semua umat nampak begitu serius mendengarkan. Beberapa pimpinan Vatikan nampak seperti tidak terlalu kaget, bahkan beberapa di antara mereka yang mendengarkan pidato Sri Paus tersebut sedang memegang sesuatu. Mungkin banyak umat katholik di hadapan Sri Paus yang heran dengan benda apa yang dipegang oleh beberapa Kardinal dan pimpinan Vatikan itu. Ternyata mereka sedang memegang tasbih, sambil mulutnya terlihat seperti sedang membacakan ayat-ayat. Ternyata para pimpinan dan pengurus Vatikan semua sudah tahu bahwa semenjak beberapa bulan terakhir, Sri Paus bahkan sudah mulai melakukan sholat dan puasa. Dan itu juga dilakukan bersama-sama dengan mereka semuanya.

Inilah selengkapnya pidato Sri Paus tersebut, yang setelah jadi mu'allaf, namanya telah berubah menjadi Ahmad Sri Paus (supaya umatnya tidak terlalu kaget, maka Ahmad Sri Paus tidak mengucapkan salam sebelum memulai pidatonya):
"Yang terhormat umatku, yang berada dalam Kasih Tuhan. Hari ini adalah hari minggu yang cerah. Tujuan saya berdiri di podium ini tak lain adalah untuk membuat pengumuman penting yang harus saya umumkan ke seluruh penjuru dunia saat ini juga. Yang mana menurut saya, semakin saya tutup-tutupi apa yang ingin saya kemukakan itu, justru akan semakin tidak baik. Ini semua berkaitan dengan pilihan jiwa dan hati nurani saya. Sudah selama puluhan tahun kalian semua mengetahui bahwa saya adalah seorang pemeluk agama katholik yang ta'at. Bahkan saya adalah pemimpin umat katholik di seluruh dunia, sekaligus sebagai wakil Tuhan di dunia ini, atau Ficarius Filii Dei. Saya mewakili urusan Allah untuk dunia ini, memberikan amnesti, abolisi dan grasi atas ummat manusia yang berdosa dengan mandat sepenuhnya dari Allah".

"Namun mulai kini saya tak mampu berdusta lagi. Sesungguhnya sejak puluhan tahun lalu, saya sudah tak meyakini lagi kebenaran dari agama katholik ini. Karena semakin saya mendalami alkitab, semakin jelas pula kesalahan-kesalahan yang saya temukan dalam kitab ini. Maka itu, saya berusaha membandingkannya dengan kitab-kitab suci yang lain. Dengan kitab injilnya kristen protestant, malah semakin rusak. Dengan kitab wedhanya umat hindhu, tuhannya juga ada 3. Barulah ketika saya mulai membaca Al'Qur'anul Karim, saya tahu apa yang selama ini sebetulnya saya cari-cari."


(Ribuan umat yang berada di hadapan Sri Paus nampak bingung dan saling bertanya-tanya). Kemudian Sri Paus melanjutkan ucapannya:

"Tapi ketika itu saya masih takut dengan ancaman yang mungkin saya terima jika saya nekat keluar dari agama katholik. Namun kini saya berani mengambil keputusan penting ini. Saya tak akan takut lagi pada ancaman pembunuhan yang mungkin akan segera saya hadapi. Saya hanya ingin hidup tenang, terutama jiwa spiritual saya. Saya sangat berhadap agar umat agama kristen, kristen apapun itu, tak akan membunuh saya hanya karena pilihan hidup pribadi saya ini. Saya sudah tua, sudah udzur. Bahkan tubuh saya pun sudah bongkok."

(Sampai di sini, beberapa umat nampak mulai menitikkan air mata karena terharu).

"Saya percaya Allah itu satu. Dan saya juga percaya bahwa Nabi Muhammad itu adalah utusan-Nya. Asyhadu Allaaa ilaaa ha illallaaah, wa asyhaduannaaa muhammadur rasullullaaaah (Ahmad Sri Paus mengucapkannya dengan terbata-bata). Saya tahu konskwensi dan mungkin reaksi dari umat kristen di seluruh dunia kalau saya melakukan pengumuman ini. Tapi saya terpaksa melakukannya, minimal untuk diri saya sendiri. Saya khawatir akan kehidupan saya di akhirat nanti bila tetap berada dalam jeratan kekafiran."

Kamis, 21 Februari 2013

William Suhaib Webb: Mualaf yang Menjadi 500 Muslim Berpengaruh di Dunia (1)


Senin, 21 Mei 2012, 20:30 WIB 

.
William Suhaib Webb
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Devi Anggraini Oktavika
Kakeknya adalah seorang pengkhutbah gereja. Dari ceramah-ceramah sang kakek, ia mengetahui banyak hal tentang Kristen. “Aku bukan orang yang tidak mengenal agamaku dengan baik. Aku mengenalnya, tidak menerimanya, dan kemudian tidak mempercayainya.”

Cucu sang pengkhutbah gereja itu bernama William Webb. Saat berusia 20 tahun, ia memperlengkap namanya menjadi William Suhaib Webb sebagai penanda identitas barunya. Ia resmi menjadi Muslim setelah tiga tahun gamang dengan agamanya.

“Aku pergi ke gereja tiga kali seminggu. Dan aku juga membaca Bibel,” katanya saat diwawancarai dalam program islami independen “The Deen Show”. Meski bukan umat Kristen yang taat, Webb mengaku mengetahui banyak hal tentang Kristen dari aktivitas keagamaan yang dilakukannya, serta dari ceramah kakeknya.

Ia menuturkan, sejak masih muda Webb telah merasa tak mampu mencerna informasi dan ajaran agamanya tentang Trinitas. “Bahwa Tuhan ada tiga atau bahwa ia adalah satu dari tiga.” Selain itu, dari kitab suci yang dibacanya, Webb menemukan dua tuhan berbeda dari kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. “Sejak itu, aku tidak bisa lagi mempercayai ajaran agamaku,” ujarnya.

Webb lalu mendatangi ibunya dan bertanya tentang Yesus Anak Tuhan yang mati untuk menebus dosa-dosa umatnya. “Aku bertanya apakah itu inti dari penebusan dosa. Ia (ibuku) menjawab ‘Ya’.” Tak puas, Webb mengejar dengan pertanyaan lainnya. “Lalu bagaimana dengan para Nabi yang diutus sebelum Yesus? Tak satupun dari mereka percaya pada ketuhanan Yesus.”

Pada titik itu, Webb mengetahui bahwa para nabi, terutama Ibrahim dan Musa yang disebutkan dalam Alkitab, berdoa dan menyembah satu tuhan. “Bahkan Yesus sendiri tidak pernah mengatakan dirinya Tuhan, dan dia juga berdoa pada Tuhannya,” katanya.

Tak mendapat jawaban dari sang ibu, Webb memulai pencariannya. Tiga tahun lamanya pria kelahiran 1972 ini membaca Alquran, kitab yang banyak didengarnya dari khutbah kakeknya. Selain itu, hal lain yang mendorongnya mendekati Alquran adalah stigma positif tentang Islam kala itu.

“Tidak seperti sekarang, pada masa itu kami (masyarakat AS) berpikiran bahwa para Muslim adalah orang-orang yang benar.” Bahkan, katanya, ada pendapat yang mengatakan bahwa siapapun yang ingin menjadi orang benar dan lurus, ia harus bergaul dengan Muslim.

Dalam Islam, Webb menemukan jawaban atas segala pertentangannya terhadap ajaran agama terdahulunya. Ketika diminta menjelaskan tentang Allah, Webb mengatakan Allah adalah satu Dzat yang unik. “Karena ia tak menyerupai apapun dan siapapun. Wa lam yakullahuu kufuwan ahad.”

“Karena itu, Allah tidak mungkin punya anak. Jika Ia beranak, maka Ia menyerupai makhluknya.” Mengenai dosa warisan, Webb tegas menjawab Islam hanya percaya pada fitrah yang dibawa manusia sejak lahir. “Konsep dosa warisan itu tidak adil, sedangkan Allah bukan Dzat Yang tidak adil,” tegasnya.
Reporter : Devi Anggraini Oktavika
Redaktur : Heri Ruslan
Sumber : berbagai sumber