Majelis Habib Alwi Assegaf di Jalan Kembar IV no. 8, Bandung. |
Perjumpaan dengan wali Allah, Abah Ayyib Muhammad bin Salim Assegaf dengan menziarahi makam beliau dan mempelajari sejarah singkat mengenai beliau membawaku ingin sekali mengenal beliau lebih dekat. Walau beliau Abah Ayyib Muhammad bin Salim Assegaf telah meninggal dunia 7 tahun yang lalu tetapi perjuangannya beliau masih terus hidup hingga sekarang. Berkat sahabat saya, Febby saya mendapatkan kesempatan untuk turut hadir dalam peringatan Asyura, 10 Muharram 1433 H, hari Selasa 6 Desember 2011 di majelis yang didirikan oleh Abah Ayyib Muhammad bin Salim Assegaf.
Peserta peringatan Asyura di Majelis Habib Alwi Assegaf |
Subhanallah, aura yang saya rasakan sangat berbeda sejak datang hingga selesai peringatan Asyura. Rangkaian acara peringatan Asyura di Majelis Abah Ayyib bin Muhammad Assegaf yang sekarang dilanjutkan oleh putra beliau, Habib Alwi Assegaf berjalan sangat khidmat dan erat jalinan kekeluargaannya. Peringatan kematian tragis cucu Rasulullah SAW, Imam Hussein bin Ali bin Abi Thalib ini dihadiri oleh 35.000 orang dari berbagai wilayah di Jawa Barat (www.metronews.com). Jumlah pasti jamaah yang hadir saya dapatkan keesokan harinya setelah acara Asyura yang dimulai pada pukul 7 malam. Ketika saya, suami dan anak saya, Ali beserta teman – teman tiba di lokasi pukul 5 sore, puluhan bis dan kendaraan dari luar kotapun telah berdatangan. Febby yang merupakan panitia acara tersebut menginformasikan bis dari Garut, Sukabumi, Majalaya, Purwakarta bahkan telah tiba sejak pukul 3 sore.
Habib Alwi Assegaf memberikan ceramah mengenai Asyura |
Keagungan dan kebesaran wali Allah, Abah Ayyib Muhammad bin Salim Assegaf dapat dilihat dan tercermin dari putra beliau Habib Alwi Assegaf yang melanjutkan majelis ini. Majelis yang tidak pernah sepi dari jemaah inipun tak sepi dikunjungi para pejabat. Tecatat Agum Gumelar, Zulkifli Hasan (Menteri Perhutanan) dan mantan Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol (Pur) Edi Darnadi pernah memberikan ceramah di Majelis Habib Alwi Assegaf.
Panitia peringatan Asyura 10 Muharram 1433 H memakai udeng (penutup kepala) khas Jawa Barat |
Majelis Habib Abah Ayyib Muhammad bin Salim Assegaf ini bermula di rumah beliau di daerah Cicadas, Bandung, Jawa Barat. Ketika Abah Ayyib Muhammad bin Salim Assegaf berpulang ke rahmatullah tanggal 29 Juni 2004, majelis ini kemudian diteruskan oleh putra beliau, Habib Alwi Assegaf dan terus berkembang sehingga rumah di daerah Cicadas sudah tidak cukup menampung jamaah. Kemudian majelis Habib Alwi Assegaf pindah ke Jalan Kembar IV no. 8, Muhammad Toha, Bandung, Jawa Barat. Kegiatan aktif dilakukan seperti tawasulan setiap malam Jumat, peringatan Maulid Nabi dan peringatan Asyura. Semoga Allah selalu meridhai dan merahmati perjuangan Habib Alwi Assegaf dalam melanjutkan dakwah Islam wali Allah, Habib Abah Ayyib Muhammad bin Salim Assegaf.
Peserta peringatan Asyura di Majelis Habib Alwi Assegaf saling bersilahturahim |
Ziarah Wali Allah Bandung : Habib Ayyib Muhammad bin Salim Assagaf (part 1)
Berwisata di kota Bandung, mengunjungi FO, makan di cafe atau warung sunda, pergi ketempat wisata nampak menjad hal yang biasa di lakukan oleh wisatawan. Terkadang apabila masih terdapat waktu wisata melihat pemandangan alam seperti wisata Gunung Tangkuban Perahu atau pemandian air panas Ciater bisa dilakukan. Tetapi wisata religi seperti wisata ziarah wali di Bandung pernahkah terpikir?
Visit the FO (Factory Outlet), eating in cafes or warung (stalls) Sunda, tourismappears to be a regular thing done by tourists if they travelling in the Bandung city. Sometimes if there is still time seeing the landscape in Mount TangkubanPerahu or Ciater hot water bath as tourist attractions can be done. But religious tourism as pilgrimage (ziarah) tour in Bandung guardian has it ever occurred?
Visit the FO (Factory Outlet), eating in cafes or warung (stalls) Sunda, tourismappears to be a regular thing done by tourists if they travelling in the Bandung city. Sometimes if there is still time seeing the landscape in Mount TangkubanPerahu or Ciater hot water bath as tourist attractions can be done. But religious tourism as pilgrimage (ziarah) tour in Bandung guardian has it ever occurred?
Wisata religi seperti wisata ziarah wali di Bandung itulah yang saya, suami dan sahabat saya bersama pangeran kecil saya, Ali lakukan. Pencarian tempat ziarah wali inipun kami lakukan seperti halnya pencarian tempat ziarah wali yang lain yaitu dengan browsing di Google. Tetapi ketika bertemu dengan sahabat kami di Bandung, Febby, dia mengajak kami ke tempat ziarah wali yang tidak pernah tertulis di Google tetapi memberikan sumbangsih yang luar biasa terhadap umat Islam Indonesia ketika beliau maupun setelah beliau meninggal dengan peninggalannya. Beliau adalah Habbib Ayyib Muhammad bin Salim Assagaf.
Religious tourism as pilgrimage tour to visit wali in Bandung that's what myhusband and my best friend with my little prince, Ali did. The searching of wali (guardian) in Bandung began by browsing on Google this we do as well as search for another place of pilgrimage (ziarah) wali (guardian) is. But when we met withour friend in Bandung, Febby, he took us to a place of pilgrimage guardians whohave never written on Google but it proved to be exceptional for Indonesian Muslims when he and after his death with a legacy. He is Habib Ayyib Muhammadbin Salim Assagaf .
Dengan ditemani oleh sahabat kami di Bandung, Febby kamipun menuju Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cibarunai di Sarijadi, Bandung. Dinginnya kota Bandung terasa sekali ketika kami berjalan menuju Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cibarunai yang melewati gang perumahan. Mobil kami parkir di depan dan kamipun menyusuri gang menuju Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cibarunai.
Accompanied by our friend in Bandung, Febby, we headed the General Cemetery(TPU) Cibarunai in Sarijadi, Bandung. The cold city of Bandung proved as wewalked to the General Cemetery (TPU) Cibarunai that passes through thehousing. Our car park in front the housing area and we are down the hall to the General Cemetery (TPU) Cibarunai.
Jalan setapak menuju Makam Habib Ayyib Muhammad bin Salim Assagaf Path to the resting place of Habib Ayyib Muhammad bin Salim Assagaf |
Mushola di depan Taman Pemakaman Umum (TPU) Cibarunai, Sarijadi, Bandung Mosque in front of the General Cemetery (TPU) Cibarunai, Sarijadi, Bandung |
Sesampainya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cibarunai kami mampir ke Mushola untuk mengambil air wudhu dan kemudian masuk ke areal pemakaman. Letak makam waliyuallah Habib Ayyib Muhammad bin Salim Assagaf yag biasa dipanggil Abah Ayyib oleh murid - muridnya berada di bagian atas Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cibarunai. Dengan melewati jalan setapak dan naik tangga sampailah kami ke makam waliyuallah Habib Ayyib Muhammad bin Salim Assagaf.
Arriving at the General Cemetery (TPU) Cibarunai we stopped by the mosque forablutions and then go into the cemetery area. The location of resting place of waliyuallah Ayyib Habib Muhammad bin Salim Assagaf or Abah (means father in Sundanesse) Ayyib used to be called by the students are at the top of the General Cemetery (TPU) Cibarunai. By passing the path and go up the stairs until we reached the resting place of waliyuallah Ayyib Habib Muhammad bin SalimAssagaf.
Arriving at the General Cemetery (TPU) Cibarunai we stopped by the mosque forablutions and then go into the cemetery area. The location of resting place of waliyuallah Ayyib Habib Muhammad bin Salim Assagaf or Abah (means father in Sundanesse) Ayyib used to be called by the students are at the top of the General Cemetery (TPU) Cibarunai. By passing the path and go up the stairs until we reached the resting place of waliyuallah Ayyib Habib Muhammad bin SalimAssagaf.
Areal pemakaman Habib Ayyib Muhammad bin Salim Assagaf yang luas dan bersih The area of Habib Ayyib Habib Muhammad bin Salim Assegaf 's resting place is spacious and clean |
Makam beliau terletak di pojok kanan dari Taman Pemakaman Umum (TPU) Cibarunai. Makam waliyuallah Habib Ayyib Muhammad bin Salim Assagaf terletak luas sehingga mempermudah peziarah untuk berdoa. Walaupun tanpa cungkup tetapi peziarah dapat leluasa berdoa. Tiupan angin dan suara gemericik air sungai Cikapundung menambah kekhusykan doa. Jangan khawatir akan gelap bila anda datang pada malam hari karena terdapat lampu yang terang yang menerangi makam waliyuallah Habib Ayyib Muhammad bin Salim Assagaf. Bila tidak membawa buku doa, disanapun tersedia buku doa yang disimpan di rumah-rumahan di samping makam waliyuallah Habib Ayyib Muhammad bin Salim Assagaf.
His tomb is located in the right corner of the Park General Cemetery (TPU)Cibarunai. The resting place of waliyuallah Ayyib Habib Muhammad bin Salim Assagaf located wide so making we easier for pilgrims (ziarah) and pray. Althoughwithout a cupola, we can pray freely. A gust of wind and sound of water gurglingfrom river of Cikapundung add devoutness prayer. Do not worry if it will be darkwhen you come at night because there are bright lights that brighteningthe resting place of waliyuallah Habib Ayyib Muhammad bin Salim Assagaf. When not carrying prayer books, prayer books available stored in houses next to thetomb waliyuallah Ayyib Habib Muhammad bin Salim Assagaf.
His tomb is located in the right corner of the Park General Cemetery (TPU)Cibarunai. The resting place of waliyuallah Ayyib Habib Muhammad bin Salim Assagaf located wide so making we easier for pilgrims (ziarah) and pray. Althoughwithout a cupola, we can pray freely. A gust of wind and sound of water gurglingfrom river of Cikapundung add devoutness prayer. Do not worry if it will be darkwhen you come at night because there are bright lights that brighteningthe resting place of waliyuallah Habib Ayyib Muhammad bin Salim Assagaf. When not carrying prayer books, prayer books available stored in houses next to thetomb waliyuallah Ayyib Habib Muhammad bin Salim Assagaf.
Wisata religi Bandung dengan mengunjungi waliyuallah Habib Ayyib Muhammad bin Salim Assagaf merupakan pengalaman yang luar biasa. Apabila anda ingin menambah keimanan dan pengingat kematian, anda dapat mencoba sholat di dekat makam waliyuallah Habib Ayyib Muhammad bin Salim Assagaf (hal ini dikarenakan terjaga kebersihan dan terdapat tanah lapang). Subhanallah.
Religious tourism in Bandung by visiting waliyuallah Ayyib Habib Muhammad binSalim Assagaf was an extraordinary experience. If you want to add to the faithand a reminder of death, you can try to pray near the tomb of waliyuallah AyyibHabib Muhammad bin Salim Assagaf (this is because there is maintainedcleanliness and terrain). Subhanallah.
Semoga waliyuallah Habib Ayyib Muhammad bin Salim Assagaf beserta istrinya, Syarifah Rugayah binti Abdurahman Al Aththas mendapat tempat terindah di sisi Allah SWT.
Hopefully waliyuallah Ayyib Habib Muhammad bin Salim Assagaf and his wife,Syarifah Rugayah binti Abdurrahman Al Aththas got the most beautiful places inthe sight of Allah SWT.
Wisata Ziarah Waliyuallah Bandung : Biografi Habib Ayyib Muhammad bin Salim Assagaf (part 2)
Foto Abah Ayyib yang diambil dari buku doa Tahlil Photos of Abah Ayyub taken from the prayer book Tahlil |
Abah Ayyib Muhammad Assagaf dilahirkan 13 Januari 1936 di Bandung. Beliau adalah pendidik sejak usia beliau sangat muda. Dimulai dengan mengajar anak - anak dan remaja mengaji di Mesjid Al-Falah. Di mesjid inilah kegiatan dakwahnya dimulai.
Abah Ayyib Assagaf Muhammad was born January 13, 1936 in Bandung. He was an educator since he was a very young age. He started with teaching childrenand youngster al Quran in the Mosque of Al-Falah. In this mosque also began his preaching activities.
Ketika beranjak dewasa, Habib Ayyib Muhammad bin Salim bin Ahmad bin Alwi Assaggaf yang biasa dipanggil Abah Ayyib oleh murid - muridnya, pindah ke Bekasi. Selama beberapa tahun mengajar di Bekasi beliau menikah dan kembali ke Bandung.
When growing up, Ayyib Habib Muhammad bin Ahmad bin Salim bin Alwi Assaggaf.Abah (is father in Sundanesse) Ayyib who was called by the students -students, moved to Jakarta. For several years teaching in Bekasi he married and went back to Bandung.
Kota Pekalongan adalah kota yang dipilih Abah Ayyib untuk tinggal dan menetap. PGAN Pekalongan adalah tempat pertama beliau mengajar di Pekalongan. Kemudian Abah Ayyib diminta untuk mengajar di Ma'had Islam. Di Ma'had Islam ini beliau mengajar selama kurang lebih 17 tahun.
The city of Pekalongan is the city that Abah Ayyib selected to stay and settle.PGAN Pekalongan is the first place he taught in Pekalongan. Abah Ayyib thenasked to teach at Ma'had Islam. In this Islamic Ma'had he taught for approximately 17 years.
Abah Ayyib Muhammad Assagaf aktif berdakwah Islam di masjid - masjid, khususnya pengisi khutbah Jumat dan acara keagamaan lain. Selain itu beliau sering mengisi ceramah di stasiun radio PTDI Walisongo.
Abah Ayyib Assagaf Muhammad was active to preached Islam in the mosque,especially the Friday preach (kutbah jum'ah) and other religious events. In addition he frequently lectures at the radio station Walisongo PTDI.
Kota Pekalongan bukanlah kota terakhir bagi Abah Ayyib Muhammad Assagaf karena atas panggilan Ibunya yang sudah berusia lanjut, beliau kembali menetap di Bandung. Di kota Bandung ini, beliau tidak berhenti menjadi pengajar. Abah Ayyib Muhammad Assagaf melanjutkan pengajarannya di Yayasan Pendidikan Muthahari. Disamping mengajar, beliau mengisi ceramah agama di radio Antasalam dan khutbah Jumat di beberapa Mesjid.
Pekalongan is not the last city to Abah Ayyib Muhammad Assagaf because the call of his mother who are elderly, he again settled in Bandung. In the city ofBandung, he does not stopping to be a teacher. Abah Ayyib Assagaf Muhammadcontinued his teaching at Muthahari Education Foundation. Besides teaching, hefills religious lectures in radio Antasalam and Friday preach in many mosque.
Selama hidup, Abah Ayyib Muhammad Assagaf dikenal sebagai da'i yang hidupnya bersahaja dan baik kepada semua orang. Beliau sangat senang membantu orang lain dan mukhlis.
During life, Abah Ayyib Assagaf Muhammad known as a preacher whose life wassimple. He was very happy to help others and sincere.
Pada Selasa, 29 Juni 2004 Abah Ayyib Muhammad Assagaf berpulang ke rahmat Allah. Beliau meninggalkan delapan orang anak (salah satunya bernama Nadir meninggal ketika bayi). Abah Ayyib Muhammad Assagaf terletak diantara makam pejuang 45 di Pemakaman Umum Cibarunai, Sarijadi, Bandung, Jawa Barat.
On Tuesday, June 29, 2004, Abah Ayyib Assagaf Muhammad passed away intoAllah's grace. He left eight children (one of them named Nadir died when he was a baby). Abah Ayyib Muhammad Assagaf's tomb located between Indonesian independence'sfighters at the General Cemetery Cibarunai, Sarijadi,Bandung, West Java.
Makam Abah Ayyib yang penuh berkah The blessed Abah Ayyib's resting place |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar